Penggunaan DeFi dalam borrowing & lending memberi akses cepat dan efisien, tetapi risiko likuidasi tetap hadir. Transparansi on-chain memang dapat membantu, tapi tanpa manajemen risiko yang disiplin, volatilitas pasar bisa merusak portofolio dalam hitungan menit. Sebetulnya, Masih amankah mekanisme ini?
Penggunaan DeFi dalam borrowing & lending berkembang pesat karena mampu menawarkan kecepatan, efisiensi, dan akses yang tidak dimiliki layanan tradisional. Namun di balik kemudahan itu, ada dinamika pasar yang bergerak jauh lebih cepat daripada asumsi kebanyakan pengguna. Kejatuhan Pada Oktober 2025 menjadi pengingat keras bahwa mekanisme otomatis dalam DeFi tidak memberi ruang toleransi bagi strategi yang longgar—terutama bagi mereka yang mengelola jaminan dengan margin tipis.
DeFi memang membuka peluang, tetapi tidak menghapus risiko. Di ekosistem yang serba transparan dan berjalan tanpa intervensi manusia, kesalahan kecil dapat berubah menjadi likuidasi penuh dalam hitungan menit. Artikel ini membahas bagaimana borrowing & lending bisa tetap aman, apa yang memicu kejatuhan besar di oktober 2025, dan bagaimana pengguna dapat mengambil pendekatan yang lebih disiplin agar posisi mereka bertahan bahkan dalam kondisi pasar paling ekstrem.
Pendahuluan
Kejatuhan pasar pada 10 Oktober 2025 mengingatkan satu hal sederhana: borrowing & lending di DeFi bukan sekadar soal efisiensi, tetapi soal kemampuan bertahan ketika volatilitas berubah brutal dalam hitungan menit. Banyak posisi yang awalnya terlihat aman akhirnya terlikuidasi karena pasar bergerak lebih cepat daripada asumsi para pengguna.
Momen itu memperlihatkan bahwa Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending membutuhkan kedisiplinan lebih dari sekadar memahami cara kerja platform. Trader yang menggunakan aset dengan volatilitas tinggi sebagai jaminan atau menjaga collateral ratio terlalu tipis langsung terkena dampaknya. Kejatuhan Pada Oktober 2025 bukan hanya peristiwa harga; itu adalah ujian manajemen risiko di ruang DeFi.
Di tengah arus inovasi yang semakin cepat, pelajaran ini tetap relevan dimana efisiensi DeFi tidak menghapuskan risiko yang ada. Justru, mekanisme otomatisnya membuat kesalahan kecil dapat berubah menjadi kerugian besar.
Analisis
Kejatuhan pasar pada Oktober 2025 menunjukkan pola yang konsisten: aset-aset utama turun serempak, tetapi tingkat penurunannya tidak pernah sama. Inilah yang membuat Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending menjadi jauh lebih berisiko bagi posisi yang tidak mempertimbangkan perbedaan volatilitas antar aset. Ketika pasar bergerak terlalu cepat, performa jaminan menentukan apakah sebuah posisi dapat bertahan atau justru terlikuidasi dalam beberapa blok.
Dari pola tersebut terlihat bahwa hanya aset besar dan likuid yang memiliki ketahanan fundamental terhadap gejolak ekstrem. Tidak hanya itu, Data dari periode tersebut memperlihatkan rentang penurunan yang cukup ekstrem. Bitcoin memang turun, tetapi tetap lebih stabil dibandingkan aset lain yang lebih sensitif terhadap perubahan sentimen. Sementara itu, ETH dan aset L2 memperlihatkan penurunan yang lebih dalam, menandakan bahwa volatilitas strukturalnya jauh lebih tinggi. Bahkan beberapa altcoin dan token ekosistem mengalami “flush-out” yang membuat nilai jaminannya anjlok lebih cepat daripada sistem dapat memproses respons pengguna.
Pelajaran yang paling jelas terlihat dari analisis ini adalah bahwa tidak semua aset cocok digunakan sebagai jaminan. Penurunan yang tidak merata menciptakan risiko likuidasi yang jauh lebih besar, terutama bagi pengguna yang menahan margin tipis. Kejatuhan Pasar Pada Oktober 2025 menegaskan bahwa memahami karakteristik aset bukan sekadar analisis pasar, tetapi fondasi utama dalam membangun borrowing & lending yang aman di DeFi.
Prinsip Dasar
Dalam Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending, prinsip pertama yang sering diabaikan pengguna adalah memilih aset jaminan yang mampu bertahan dalam tekanan ekstrem. Crash 2025 membuktikan bahwa tidak semua aset layak dijadikan pondasi pinjaman. Semakin cepat sebuah aset kehilangan nilainya, semakin besar kemungkinan posisi terlikuidasi bahkan sebelum pengguna sempat menambah jaminan.
Sebagian besar kasus likuidasi terjadi pada mereka yang menjaminkan aset dengan volatilitas tinggi—altcoin, token ekosistem, atau aset yang likuiditasnya tipis. Di saat pasar berbalik arah, nilai jaminan runtuh lebih cepat daripada laju blok, membuat sistem otomatis mengeksekusi likuidasi tanpa memberikan ruang respons. Sebaliknya, aset seperti BTC cenderung lebih kokoh, memberikan buffer yang lebih besar di tengah tekanan harga.
Prinsip dasarnya sederhana: semakin stabil aset yang dijaminkan, semakin kecil risiko tersapu volatilitas mendadak. Namun banyak pengguna tetap tergoda menjaminkan aset “favorit” mereka hanya karena potensi keuntungannya lebih besar. Padahal, borrowing & lending bukan tentang spekulasi agresif; ini tentang memastikan struktur portofolio tetap bertahan bahkan ketika pasar bergerak liar.
Menghitung Collateral Ratio yang Aman Berdasarkan Volatilitas
Salah satu faktor paling krusial dalam Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending adalah menentukan collateral ratio yang sesuai dengan volatilitas aset yang dijaminkan. Crash 2025 menunjukkan bahwa banyak posisi runtuh bukan karena sistem gagal, tetapi karena pengguna menetapkan rasio terlalu tipis untuk aset yang bergerak terlalu liar. Dalam kondisi pasar yang ekstrem, selisih kecil antara harga pasar dan harga likuidasi dapat menghapus seluruh posisi hanya dalam beberapa menit.
Untuk aset volatil seperti altcoin, collateral ratio seharusnya berada jauh di atas standar minimum platform. Jika sebuah aset bisa turun 30–50% dalam satu hari, maka menjaga rasio hanya beberapa persen di atas batas likuidasi jelas tidak cukup. Sebaliknya, aset yang lebih stabil seperti BTC membutuhkan ruang lebih kecil, tetapi tetap memerlukan buffer yang memadai mengingat pasar kripto dapat bergerak cepat tanpa peringatan. Berikut adalah rumus yang dapat diterapkan;
Rumus:
Collateral Ratio Aman = (1 / (1 – Max Drawdown)) × Safety Margin
Contoh Perhitungan:
Drawdown 30%, safety margin 20% → CR ≈ 205%
Menghitung rasio aman berarti melihat data penurunan historis dan menempatkan margin pengaman di atasnya. Crash 2025 menyediakan referensi yang jelas mengenai kedalaman potensi penurunan tiap aset. Pengguna yang mengambil keputusan berdasarkan volatilitas yang realistis, bukan asumsi optimis, memiliki peluang jauh lebih besar untuk mempertahankan posisi mereka selama tekanan pasar meningkat.
Rasio Aman per Aset Berdasarkan Crash 2025
Crash 2025 memberi gambaran konkret tentang seberapa besar buffer yang sebenarnya dibutuhkan dalam Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending. Setiap aset menunjukkan pola penurunan yang berbeda, dan perbedaan inilah yang menjadi dasar perhitungan rasio aman. Banyak posisi yang terlikuidasi bukan karena tidak memahami konsep collateral, tetapi karena mereka memakai satu standar rasio untuk semua aset—padahal volatilitasnya sangat tidak setara.
Ketika penurunan masing-masing aset dijadikan referensi, terlihat jelas bahwa tidak ada satu formula universal untuk menentukan collateral ratio. Rasio aman harus disesuaikan dengan seberapa besar kelas aset tersebut mampu bertahan saat pasar memasuki zona panik. Crash 2025 mengingatkan bahwa perbedaan 10–20% dalam jaminan dapat menentukan apakah sebuah posisi aman atau terhapus sepenuhnya oleh volatilitas.
Langkah Proteksi Tambahan
Dalam Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending, proteksi tambahan menjadi penentu apakah sebuah posisi mampu bertahan ketika pasar bergerak terlalu cepat. Crash 2025 memperlihatkan bahwa pengguna yang tidak memiliki lapisan perlindungan sering kali terperangkap likuidasi meski rasio awal terlihat aman. Karena itu, langkah defensif harus menjadi bagian dari strategi, bukan sekadar opsi cadangan. Berikut adalah beberapa langkah proteksi yang dapat diterapkan:
- Manfaatkan fitur alert harga untuk memantau pergerakan pasar secara real-time.
- Hindari menempatkan seluruh modal pada satu jenis collateral maupun satu platform.
- Pahami struktur likuidasi platform, termasuk ambang batas, biaya, dan kecepatan eksekusinya.
- Gunakan multi-oracle & automation untuk meminimalkan risiko kesalahan harga dan membantu eksekusi otomatis saat volatilitas meningkat.
- Hindari leverage looping karena mempersempit ruang perlindungan ketika harga mulai jatuh.
- Pilih stablecoin teregulasi untuk menambah buffer yang lebih stabil di saat pasar memasuki fase koreksi.
- Pertimbangkan penggunaan vault proteksi risiko yang dapat membantu menahan dampak penurunan tiba-tiba melalui mekanisme otomatisasi dan diversifikasi internal.
Langkah-langkah ini tidak menghilangkan risiko, tetapi memperbesar kemungkinan posisi bertahan lebih lama di tengah tekanan ekstrem. Dalam konteks borrowing & lending, proteksi tambahan bukan hanya pelengkap — ini adalah fondasi untuk menjaga posisi tetap aman ketika pasar bergerak tanpa peringatan.
Strategi Praktis Penggunaan Aman DeFi Dalam Borrowing & Lending
Penggunaan DeFi dalam borrowing & lending menuntut disiplin yang lebih dari sekadar memahami mekanisme dasar. Crash 2025 memperlihatkan bahwa strategi yang tepat bisa menjadi perbedaan antara posisi yang aman dan portofolio yang terhapus dalam beberapa menit. Karena itu, pengguna perlu pendekatan yang lebih terstruktur dan terukur. Berikut adalah Beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan:
- Gunakan aset yang lebih stabil sebagai jaminan (BTC/ETH) untuk mengurangi risiko fluktuasi ekstrem.
- Jagalah collateral ratio jauh di atas batas minimum, khususnya ketika volatilitas mulai meningkat.
- Hindari leverage berlebihan karena mempersempit ruang perlindungan ketika harga bergerak agresif.
- Manfaatkan alert harga dan pantau posisi secara aktif agar tidak kalah cepat dari sistem likuidasi otomatis.
- Pahami mekanisme likuidasi platform—mulai dari biaya, ambang batas, hingga kecepatan eksekusinya.
- Diversifikasi collateral untuk mengurangi tekanan apabila satu aset mengalami penurunan mendalam.
- Untuk aktivitas khusus, gunakan rasio praktis berikut:
- BTC/ETH LTV ≤ 60% untuk pinjaman jangka menengah
- LTV ≤ 50% + buffer stablecoin untuk aktivitas farming
- CR ≥ 200% jika menggunakan altcoin sebagai jaminan
- Gunakan protokol audited dan oracle ganda untuk operasional tingkat profesional
Dengan integrasi rasio ini ke dalam strategi harian, borrowing & lending dapat tetap efisien sambil mempertahankan tingkat keamanan yang tinggi. Pendekatan yang lebih terstruktur memberi ruang bagi posisi untuk bertahan ketika pasar berubah cepat dan tidak terduga.
Kesimpulan
Kejatuhan pasar pada 2025 menjadi pengingat kuat bahwa Penggunaan DeFi dalam Borrowing & Lending bukan hanya soal efisiensi dan akses yang cepat, tetapi tentang kemampuan bertahan ketika volatilitas bergerak tanpa kompromi. Banyak likuidasi terjadi bukan karena teknologi DeFi gagal, melainkan karena pengguna meremehkan volatilitas aset, menjaga collateral ratio terlalu tipis, atau mengabaikan proteksi tambahan yang seharusnya menjadi bagian dasar dari strategi.
Pelajaran terbesarnya sederhana: borrowing & lending dapat aman, selama pengguna memperlakukan mekanismenya dengan disiplin yang layak. Memilih jenis aset yang tepat, menghitung rasio berdasarkan volatilitas realistis, menerapkan strategi praktis, dan menambahkan proteksi berlapis adalah fondasi yang membedakan posisi yang bertahan dari posisi yang terhapus dalam beberapa blok.
Mulailah Transaksi Kripto yang Bijak dan Mudah Sekarang!
Untuk platform dalam bertransaksi kripto termasuk trading aset kripto, kamu dapat memilih digitalexchange.id.
digitalexchange.id adalah salah satu platform terkemuka dan terpercaya yang menyediakan layanan transaksi crypto yang aman, cepat, dan handal. Kami menawarkan berbagai fitur yang membantu kamu dalam melakukan analisis pasar, mengelola portofolio, dan menjalankan transaksi dengan mudah. Selain itu, digitalexchange.id juga memiliki reputasi yang baik di industri crypto dan menyediakan dukungan pelanggan yang responsif.
Dengan memanfaatkan platform digitalexchange.id, kamu dapat meningkatkan peluangmu untuk meraih keuntungan dalam trading crypto. Yuk daftar dan transaksi kripto sekarang juga!
Butuh platform jual beli crypto Indonesia dengan spread harga rendah dan liquidity yang cepat?
digitalexchange.id akan menjawab kebutuhanmu


Tersedia di App Store &Play Store
