Hidden Order memungkinkan trader mengeksekusi order tanpa mengungkapkan harga dan jumlahnya terlebih dahulu. Strategi Ini menciptakan privasi tanpa menghilangkan kepercayaan. Dalam pasar yang terbuka seperti DeFi, apakah Hidden Order dapat diterapkan dan menjadi standard baru?

DeFi menghadirkan lingkungan perdagangan yang sepenuhnya transparan. Setiap transaksi, termasuk niat dan nilai order, dapat dianalisis sebelum eksekusi terjadi. Namun, tingkat keterbukaan tersebut, seperti misalnya strategi perdagangan dapat terbaca oleh pihak lain dan dimanfaatkan untuk keuntungan mereka. 

Hidden Order muncul sebagai pendekatan yang menjaga kerahasiaan detail order hingga transaksi selesai, tanpa menghilangkan aspek verifikasi publik setelahnya. Dalam ekosistem yang semakin kompetitif dan sensitif terhadap informasi, mekanisme ini menawarkan keseimbangan antara transparansi protokol dan privasi eksekusi.

Apa Itu Hidden Order? 

Hidden Order adalah mekanisme eksekusi transaksi di DeFi yang memungkinkan order dikirim dan diproses tanpa menampilkan detailnya ke publik sampai transaksi selesai. Informasi seperti harga, jumlah, dan tujuan order tidak langsung muncul di mempool.

Pada model eksekusi biasa seperti Uniswap atau Sushiswap, setiap order yang diajukan langsung terlihat di mempool. Artinya, siapa pun — termasuk bot MEV — dapat melihat niat transaksi sebelum terjadi. Kondisi ini membuat strategi trading mudah dieksploitasi, misalnya melalui front-running atau sandwich attack.

Dengan Hidden Order, informasi tersebut tetap tersembunyi selama proses eksekusi, lalu baru dicatat ke blockchain setelah transaksi final. Eksekusi tetap terverifikasi secara on-chain, namun tidak memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk membaca atau meniru strategi sebelum order diproses.

Mengapa Hidden Order Dibutuhkan di DeFi?

Hidden Order dibutuhkan karena banyaknya transparansi dalam DeFi yang mana hal ini dapat salah satu yang dapat memitigasi risiko yang akan terjadi. Pada Decentralized Exchange (DEX) konvensional, setiap order yang masuk ke mempool dapat dilihat oleh siapa pun, termasuk bot Maximal Extractable Value (MEV). Ketika order besar terdeteksi, bot dapat melakukan front-running atau sandwich attack, yang membuat harga bergerak sebelum transaksi pengguna diproses.

Terdapat beberapa masalah utama yang muncul dari keterbukaan ini:

    • Front-running / Sandwich Attack
      Bot MEV membaca order besar di mempool dan menempatkan transaksi sebelum atau sesudah order pengguna. Dampaknya, terjadi kenaikan slippage dan biaya transaksi.
    • Market Impact
      Order besar dapat mengubah harga pasar sebelum eksekusi selesai, sehingga trader—terutama institusi dan whale—kehilangan privasi eksekusi.
    • Strategi Bocor
      Seluruh strategi trading (arbitrase, hedge, atau delta-neutral) dapat terlihat dan ditiru karena data order bersifat publik.

Hidden Order diperlukan untuk mencegah kebocoran strategi dan menutup celah eksploitasi yang terjadi akibat transparansi berlebihan pada proses eksekusi.

Bagaimana Hidden Order Bekerja di DeFi? 

Hidden Order dapat diimplementasikan melalui beberapa pendekatan teknis, namun tujuannya sama: menyembunyikan detail order hingga transaksi selesai, sambil tetap memastikan transaksi dapat diverifikasi secara on-chain.

    • Off-chain Order Matching (zk-verified)
      Dalam mekanisme ini, order dikirim ke sistem off-chain atau relayer terlebih dahulu untuk proses pencocokan. Setelah proses matching selesai, hasilnya dikirim kembali ke smart contract on-chain dan diverifikasi menggunakan zk-proof, tanpa membuka detail order. Model ini digunakan pada protokol seperti dYdX v4, Loopring, dan StarkEx. Pendekatan ini memberikan privasi eksekusi yang kuat serta biaya gas yang lebih rendah, namun terdapat risiko sentralisasi karena ketergantungan pada relayer atau coordinator.
    • Commit–Reveal Scheme
      Pada model ini, pengguna mengirimkan commit berupa hash dari informasi order tanpa membuka detailnya. Setelah periode tertentu, pengguna melakukan reveal untuk menyelesaikan eksekusi. Selama tahap commit, pihak lain tidak dapat mengetahui detail order sehingga risiko MEV berkurang. Mekanisme ini digunakan pada SecretSwap, Panther Protocol, dan Penumbra. Pendekatan ini lebih terdesentralisasi karena tidak memerlukan relayer, tetapi eksekusi menjadi lebih lambat dan tidak ideal untuk strategi yang membutuhkan kecepatan.
    • Encrypted Mempool / Trusted Execution Environment (TEE)
      Model ini menjaga order tetap terenkripsi selama proses eksekusi, sehingga validator atau bot tidak dapat membaca detailnya. Order baru dapat dilihat setelah transaksi selesai dieksekusi. Oasis Privacy Layer, Anoma, dan Shutter Network menggunakan pendekatan ini. Model ini menawarkan perlindungan MEV yang kuat dan eksekusi lebih cepat, tetapi membutuhkan infrastruktur tambahan seperti hardware enclave dan membawa risiko teknis apabila sistem TEE mengalami kompromi.

Model Hidden Order memiliki karakteristik berbeda. Off-chain matching fokus pada privasi dan efisiensi, commit–reveal meningkatkan desentralisasi, dan encrypted mempool menjaga eksekusi tetap cepat. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa setiap pendekatan memiliki konsekuensi terhadap privasi, kecepatan, dan tingkat sentralisasi.

Kelebihan Hidden Order di DeFi

Hidden Order menawarkan solusi elegan terhadap permasalahan transparansi berlebih di DeFi. Dengan menjaga kerahasiaan detail transaksi hingga eksekusi selesai, sistem ini menghadirkan privasi strategis tanpa mengorbankan integritas on-chain. Beberapa keunggulan utama yang menjadikan mekanisme ini relevan bagi ekosistem perdagangan digital dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Perlindungan dari MEV
      Salah satu keunggulan paling signifikan adalah perlindungan terhadap Maximal Extractable Value (MEV). Dalam model eksekusi konvensional, bot dapat membaca dan mengeksploitasi order besar yang muncul di mempool melalui front-running atau sandwich attack, maka dari itu Hidden Order menutup celah tersebut. Hasilnya, trader tidak lagi menjadi target manipulasi algoritmik yang merugikan dan volatilitas dapat ditekan secara alami.
    2. Privasi Strategi
      Bagi institusi maupun whale trader, kerahasiaan strategi adalah aset. Hidden Order memungkinkan mereka melakukan transaksi besar tanpa mengubah dinamika pasar secara drastis. Privasi ini tidak hanya melindungi posisi, tetapi juga memperkuat kepercayaan pelaku profesional untuk beroperasi di ranah DeFi.
    3. Likuiditas Lebih Dalam
      Dengan menurunnya risiko kebocoran informasi dan eksploitasi harga, lebih banyak partisipan bersedia menyediakan likuiditas dalam jumlah besar. Hidden Order menciptakan ekosistem yang lebih stabil, di mana pasar dapat menampung order besar tanpa memicu fluktuasi ekstrem. Likuiditas yang lebih dalam juga meningkatkan efisiensi harga dan memperkecil slippage, sehingga kualitas eksekusi perdagangan menjadi lebih kompetitif di tingkat institusional.
    4. Potensi Integrasi KYC / Institutional Layer
      Keunggulan terakhir terletak pada potensi integrasinya dengan lapisan institusional dan kepatuhan regulasi. Hidden Order dapat dikombinasikan dengan protokol privasi seperti zk-KYC untuk menjaga identitas pengguna tetap rahasia tanpa mengabaikan aspek kepatuhan. Pendekatan ini membuka peluang bagi lembaga keuangan tradisional untuk berpartisipasi di DeFi dengan kerangka kerja yang seimbang antara privasi dan transparansi. Dalam jangka panjang, sinergi ini dapat membentuk standar baru bagi compliant DeFi yang tetap menjaga prinsip keterbukaan teknologi blockchain.

Kelemahan dan Tantangan

Meskipun Hidden Order menawarkan solusi yang menarik bagi privasi eksekusi di DeFi, penerapannya tidak lepas dari sejumlah tantangan teknis, etis, dan struktural. Kelemahan-kelemahan berikut menyoroti kompleksitas yang perlu diatasi sebelum model ini dapat menjadi standar industri.

  1. Kurangnya Transparansi Publik
    Sifat tersembunyi dari mekanisme ini mengurangi kemampuan komunitas untuk memantau aktivitas perdagangan secara real-time. Tidak hanya itu, hal ini juga menyulitkan audit terbuka dan analisis pasar yang biasanya menjadi dasar evaluasi keadilan dan efisiensi eksekusi di DeFi.
  2. Potensi Sentralisasi Relayer
    Model off-chain order matching kerap mengandalkan pihak ketiga seperti relayer atau coordinator untuk memproses transaksi sebelum diserahkan kembali ke smart contract. Jika pengelolaan relayer tidak transparan, kepercayaan terhadap protokol dapat menurun meskipun validasi on-chain tetap dilakukan.
  3. Regulasi Ambigu
    Karena mekanisme Hidden Order menyembunyikan data transaksi sebelum eksekusi, regulator dapat menilai pendekatan ini bertentangan dengan prinsip keterbukaan harga yang berlaku di pasar keuangan tradisional. Ambiguitas ini berpotensi menciptakan gesekan antara inovasi teknologi dan kepastian hukum, terutama di yurisdiksi yang belum memiliki kerangka regulasi khusus untuk privacy-preserving trading.
  4. Kompleksitas Teknis Tinggi
    Implementasi Hidden Order memerlukan integrasi teknologi kriptografi canggih seperti zero-knowledge proof, time-lock encryption, atau trusted execution environment. Setiap elemen menghadirkan risiko teknis tersendiri, mulai dari bug perangkat lunak hingga kerentanan pada hardware enclave. Kesalahan kecil dalam desain atau validasi dapat membuka celah yang berpotensi dimanfaatkan oleh aktor jahat, sehingga menuntut tingkat ketelitian yang tinggi dalam pengembangan protokol.

Meskipun kelemahan ini nyata, tidak satupun diantaranya bersifat fatal. Tantangan-tantangan tersebut justru mendorong arah evolusi baru bagi DeFi untuk menemukan titik tengah antara efisiensi, desentralisasi, dan kepatuhan. Dalam konteks ini, Hidden Order bukanlah bentuk kompromi, melainkan tahap penyempurnaan dalam perjalanan menuju ekosistem yang lebih matang dan berkelanjutan.

Studi Kasus Singkat

Beberapa protokol telah menerapkan konsep Hidden Order dengan pendekatan teknis yang berbeda, mencerminkan beragam interpretasi terhadap keseimbangan antara privasi, efisiensi, dan desentralisasi. Berikut adalah contoh penerapan yang menunjukkan bagaimana inovasi ini berkembang di berbagai ekosistem DeFi.

    • dYdX v4 – Off-chain + zk-rollup
      dYdX merupakan salah satu pelopor penggunaan off-chain order matching dengan sistem verifikasi berbasis zero-knowledge rollup. Proses pencocokan order dilakukan secara off-chain untuk menjaga kecepatan dan privasi, sementara penyelesaian transaksi tetap dilakukan on-chain. Pendekatan ini meminimalkan biaya gas dan risiko MEV, namun masih menghadapi kritik terkait potensi sentralisasi karena ketergantungan pada relayer yang dikelola secara terpusat.
    • Shutter Network – Encrypted Mempool
      Protokol ini berfokus pada perlindungan terhadap MEV dengan menggunakan encrypted mempool. Setiap transaksi dienkripsi dan hanya dapat diakses setelah proses blok selesai. Dengan demikian, bot tidak dapat melakukan front-running atau sandwich attack. Shutter Network tengah menguji implementasi penuh di tingkat on-chain, menargetkan efisiensi yang tinggi tanpa mengorbankan desentralisasi validator.
    • Penumbra – zk-snark Privacy DEX
      Penumbra memperkenalkan full hidden order book berbasis zk-SNARKs, di mana seluruh aktivitas perdagangan tetap privat namun dapat diverifikasi secara kriptografis. Pendekatan ini memungkinkan desentralisasi penuh tanpa pihak perantara, menjadikannya salah satu eksperimen paling murni dalam pengembangan DEX berbasis privasi. Meski masih dalam tahap mainnet test, model ini menunjukkan potensi masa depan bagi DEX yang benar-benar bebas eksploitasi data.
    • Oasis Privacy Layer – TEE + zk-KYC
      Oasis menggabungkan Trusted Execution Environment (TEE) dengan zk-KYC untuk menciptakan privacy-preserving order routing. Protokol ini berfokus pada integrasi antara kepatuhan regulasi dan privasi pengguna, menjadikannya relevan bagi adopsi institusional. Dengan pendekatan ini, lembaga keuangan dapat melakukan transaksi secara privat tanpa mengorbankan aspek auditabilitas yang diperlukan regulator.

Keempat studi kasus ini menunjukkan bahwa tidak ada satu model pun yang sepenuhnya unggul di semua aspek. Setiap pendekatan membawa kompromi tersendiri antara kecepatan, privasi, dan desentralisasi. Namun, arah inovasinya jelas: Hidden Order telah menjadi laboratorium ide bagi masa depan DeFi yang lebih aman, adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan pasar global yang semakin kompleks.

Arah Masa Depan: “Selective Transparency”

Hidden Order bukan berarti sistem perdagangan yang sepenuhnya “gelap”. Arah inovasi berikutnya di DeFi justru mengarah pada konsep Selective Transparency — pendekatan yang memungkinkan privasi eksekusi tanpa menghapus transparansi verifikasi. Dalam model ini, transaksi tetap dapat diverifikasi setelah proses selesai (ex-post), tetapi tidak dapat dimanfaatkan sebelumnya (ex-ante) oleh pihak lain untuk tujuan manipulatif seperti MEV.

Keseimbangan ini dicapai melalui kombinasi teknologi seperti zero-knowledge proofs (zk-SNARKs), time-lock encryption, dan MEV-resistant block builders. Dengan ketiganya, protokol dapat memastikan bahwa data transaksi baru dapat diakses publik setelah eksekusi selesai, sementara selama proses berjalan, informasi tersebut tetap terlindungi. Pendekatan ini melindungi integritas pasar tanpa mengorbankan auditabilitas blockchain.

Konsep Selective Transparency juga membuka jalan bagi model DeFi dua lapis — sistem yang memadukan keterbukaan dan privasi dalam satu ekosistem terpadu.

    • Open Order Mode: ditujukan bagi trader ritel yang mengutamakan transparansi penuh dan keterbukaan harga.
    • Hidden Order Mode: dirancang bagi institusi dan pelaku profesional yang membutuhkan privasi strategi serta stabilitas eksekusi tanpa gangguan bot MEV.

Kedua mode ini dapat hidup berdampingan dalam satu protokol, menciptakan keseimbangan antara efisiensi, keadilan, dan desentralisasi. DeFi pun bergerak dari sekadar transparan menjadi cerdas dalam mengatur informasi, menjadikan privasi sebagai instrumen tata kelola yang meningkatkan efisiensi dan keadilan pasar.

Kesimpulan

Hidden Order menandai fase baru evolusi DeFi, dari transparansi penuh menuju pengelolaan informasi yang lebih strategis. Dengan menyembunyikan detail transaksi hingga eksekusi selesai, mekanisme ini menyeimbangkan privasi, efisiensi, dan keadilan pasar.

Keunggulannya mencakup perlindungan dari MEV, kerahasiaan strategi, serta peluang integrasi dengan lapisan institusional. Namun, tantangan seperti sentralisasi, kompleksitas teknis, dan ketidakpastian regulasi tetap memerlukan inovasi dan tata kelola yang matang.

Dengan kemajuan zk-tech, modular blockchains, dan privacy oracles, generasi berikutnya kemungkinan akan menghadirkan mode hybrid, transparan untuk publik, namun tersembunyi bagi trader yang membutuhkan privasi strategis.

Mulailah Transaksi Kripto yang Bijak dan Mudah Sekarang!

Untuk platform dalam bertransaksi kripto termasuk trading aset kripto, kamu dapat memilih digitalexchange.id.

digitalexchange.id adalah salah satu platform terkemuka dan terpercaya yang menyediakan layanan transaksi crypto yang aman, cepat, dan handal. Kami menawarkan berbagai fitur yang membantu kamu dalam melakukan analisis pasar, mengelola portofolio, dan menjalankan transaksi dengan mudah. Selain itu, digitalexchange.id juga memiliki reputasi yang baik di industri crypto dan menyediakan dukungan pelanggan yang responsif.

Dengan memanfaatkan platform digitalexchange.id, kamu dapat meningkatkan peluangmu untuk meraih keuntungan dalam trading crypto. Yuk daftar dan transaksi kripto sekarang juga!


Butuh platform jual beli crypto Indonesia dengan spread harga rendah dan liquidity yang cepat?

digitalexchange.id akan menjawab kebutuhanmu

Tersedia di App Store &Play Store

Share This Article: